
Sorgum: Alternatif Pangan Bernutrisi dan Ramah Iklim
Pati, 27 Mei 2025 – Tim BRMP Lingkungan melakukan kunjungan lapang ke salah satu petani sorgum di Desa Sidomukti, Kecamatan Jaken, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Kunjungan ini dilakukan bertepatan dengan masa panen sorgum, komoditas pangan alternatif yang kini mulai dilirik sebagai solusi ketahanan pangan dan pertanian ramah lingkungan.
Sorgum merupakan tanaman yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1757 oleh Amerika dari Afrika. Di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan berbagai nama lokal seperti cantel di Jawa Tengah dan Yogyakarta, gandrung di Jawa Barat, batari dalam masyarakat Melayu, serta watar belolong (jagung tinggi) dan watar solor (jagung solor) di Flores, Nusa Tenggara Timur.
Sebagai sumber pangan, sorgum memiliki banyak keunggulan. Kandungannya yang kaya akan kalsium, zat besi, dan kalium menjadikannya baik untuk dikonsumsi, baik dalam bentuk sereal maupun sirup. Kandungan protein sorgum juga lebih tinggi dan lemaknya lebih rendah dibandingkan dengan jagung.
Dari sisi budidaya, sorgum lebih toleran terhadap lahan lembab dan tidak terlalu kering, sehingga lebih hemat air dan menghasilkan emisi gas rumah kaca yang lebih rendah dibandingkan dengan budidaya padi sawah. Hal ini menjadikan sorgum sebagai tanaman yang ramah lingkungan dan cocok dikembangkan dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.
Pengembangan tanaman sorgum adalah juga bertujuan untuk meningkatkan diversifikasi pangan, meningkatkan gizi masyarakat, mengurangi ketergantungan pada satu jenis makanan pokok, dan meningkatkan ketahanan pangan. Dengan memvariasikan makanan pokok, masyarakat dapat mendapatkan nutrisi yang lebih beragam dan seimbang, serta mengurangi risiko ketergantungan pada satu jenis pangan saja. Diversifikasi pangan ini dapat mendorong petani dan peternak untuk mengembangkan beragam produk pangan lokal, sehingga meningkatkan pendapatan mereka dan memperkuat ekonomi lokal. Dengan mengkonsumsi beragam pangan, masyarakat dapat mendukung pelestarian keanekaragaman hayati dan ekosistem lokal.
Diharapkan ke depannya sorgum dapat berkembang lebih luas di berbagai daerah dan berkontribusi dalam meningkatkan produksi pangan nasional yang sehat dan berkelanjutan.